Senin, 16 Mei 2011

Musik : Antara "Terinfluence" dengan Plagiat (arsip 2009)

Mungkin udah agak basi kali yaa, tapi gue rasa tema ini patut diangkat, apalagi tema ini merebak stelah d’masiv (ryan, kiki, rama, ray, why) dituduh plagiat & abis itu banyak blog atau tulisan yang nghina mereka. Malah ada raper yang bikin lagu tentang ulah mereka yang KATANYA plagiat.


d'masiv sang plagiator??


Yang bikin gue ktawa, kebanyakan mereka yang nghina d’masiv dengan kata-kata kotor itu, mungkin ga tau bedanya ter’influence’ dengan plagiat. Ter influence, atau terpengaruh dengan karya musik orang lain emang jadi “penyakit akut” tiap musisi. Freddy Mercury mempengaruhi karya musik Gerard Way (My Chemical Romance) sampe Ahmad Dhani (Dewa 19), n kedua orang itu juga mengakui kalo karya mereka emang banyak terinspirasi oleh sang pianis Queen itu.

Bedanya sama plagiat?
Sebuah karya musik baru dikatakan plagiat jika benar-benar ada kemiripan dari unsur melodis, aransemen, beat, etc seenggaknya sepanjang 8 bar (Undang” hak cipta th. 2002)

Sekarang, kalo kita balik ke kasus d’masiv?
Gue akuin d’masiv itu band keren, mereka dah dapet banyak gelar selama mereka jadi band festival. Udah 60an piala apa katanya, lha gue aja baru tiga, itu juga juara 3 semua…
Mereka emang punya skill di atas rata”, apalagi kiki tuh gitarisnya, n mereka juga pemenang a mild live wanted n setelah itu mereka bikin album berjudul Perubahan yang oleh para kritikus pemula dikatakan sebagai plagiat banget. Mereka bilang kalo 8 dari 12 lagu dari album itu plagiat.
Dari hits pertamanya “Cinta Ini Membunuhku” yang katanya ngikutin ‘I Don’t Love You” nya MCR, sampe lagu “Sebelah Mata” yang katanya mirip lagu “Camisado” nya Panic! at the Disco. Gue pernah masuk ke satu blog yang diurusn sama seorang anak band. Anggota forum disitu gag tanggung” banget ngatain d’masiv. Dibilangnya band sampah, anjing, tai kucing..
maap nih yaa gue ngutip kata-kata gitu, gue disini hanya ingn membuka realita aja.

Sekarang persoalannya, d’masiv plagiat atau gag?????

Lagu mereka emang mirip banget sama lagu band” luar kayak Muse, My Chemical Romance, Switchfoot, etc. Dan kalo gue pikir ini ada di batas terinfluence.

Lho berarti ga Plagiat dong?????
Gue bilang sih ga, soalnya itu belum masuk kategori plagiat menurut undang-undang di negara kita. Disini kita ga Cuma harus berpikir benar, tapi juga harus berpikir lurus man, sesuai aturan. N sekedar pengetahuan aja nih buat agan-agan pembaca. Kasus yang kayak gni tuh wajar banget. Gue kasih 1 contoh.
Ada 4 Lagu dari waktu dan negara yang berbeda, punya reff yang relatif sama.

Lagu apa aja?
Glacial Love (Band Jepang, namanya Siam Shade)
Kekasih tak dianggap (Kertas, sekarang namanya jadi Armada)
Perempuan Paling Cantik di Negeriku Indonesia (Dewa 19)
Change the World (OST Anime Inuyasha)




Kalo dinyanyiin pake tempo n dasar kunci yang sama ini bakal jadi lagu yang sama Cuma beda lirik. Tapi ini ga bisa dibilang plagiat, karena kesamaannya ga nyampe 8 bar. Lagian Cuma sebagian reff.
Tapi kok bisa mirip yaa? Contek contekan atau gimana???
Kalo orang awam pasti jawabnya gini.
Nada tuh Cuma ada tujuh di dunia, jadi wajarlah kalo mirip.


Tapi sebenernya gini.
Ada 2 hal yang paling mempengaruhi karya dari seorang musisi. Apa tuh??? Jawabanya adalah memori pendengarannya dan jiwanya sbg musisi..

Pendengaran?
Setiap manusia normal punya 2 telinga, namun dengan kepekaan yang berbeda, Makin jago musisi, makin peka telinganya. Peka terhadap beat, Chord, not, dan semacemnya. Dan dalam membuat lagu, kadang mereka mengeluarkan nada yang ada di otak(memori), secara spontan, yang sebenarnya adalah hasil kepekaan pendengaran mereka di masa sbelumnya. Jadi dalam membuat lagu, sang musisi kadang terhenyak n bilang “eh, baru sadar gue kalo lagu yang gue bikin mirip lagu ……”. Secara sederhana, gejala ini dapat disebut sebagai ketidaksengajaan.

Jiwa?
Ini menyangkut esensialisme atau keaslian dari karya sang musisi. Kadang dalam membuat sebuah karya musik, musisi yang punya jiwa dan idealisme yang esensial akan mampu membuahkan sebuah karya yang tidak terpengaruh oleh faktor apapun dan gag mirip sama karya orang lain. Inilah yang disebut dengan karakter, yang sangaaaaat jarang dimiliki oleh musisi Indonesia. Sangat banyak band Indonesia jaman sekarang yang karyannya terpengaruh oleh beberapa faktor seperti pengaruh dari band idola atau karena faktor segmen pasar yang sangat menggerus idealisme musisi. Yang disebutkan terakhir adalah faktor utama yang membuat musisi Indonesia jaman sekarang miskin kreatifitas. Hingga akhirnya cenderung mengarah kepada semacam plagiarisme.
Ada beberapa band yang punya karakter. KLa Project, Slank, Dewa, sampe sekarang kalo menurut gue yang paling berkarakter tuh macem J-Rocks dan Nidji. Ada juga band indie yang punya karakter kuat kayak Killing Me Inside atau Seringai. Sayangnya mereka ga memenuhi segmen pasar.
Daaaaan, band’ yang gue bilang berkarakter diatas juga ga lepas lho dari yang namanya “ngikutin band luar”
Lagu Dewa mirip sama lagu Queen, Rock n Roll nya Slank mirip Rolling Stones, Karyanya KLa juga mirip sama lagu-lagu band barat kea lagunya Duran-duran, Beastyboys, atau Michael Learns to Rock.
J-Rocks, bisa dibilang band covernya L’Arc-en-Ciel, Nidji terpengaruh sama band-band British. Inikah “plagiarisme” yang menguntungkan? Bagi gue iya. Daripada kita dengerin band” melayu yang sekedar enak? Mending denger lagu-lagu bagus dan berkarakter. Itu menurut gue… Walau ada juga band” baru Indonesia yang punya karakter kayak Vierra, Hello, atau Domino, yang gag tau disengaja atau gag, karyanya juga mendekati semacam plagiat.

 
Musik kita emang ga sebagus musik luar. Band-band barat kayak MCR, Paramore, Avenged Sevenfold, Dream Theater, Dragon Force, atau band Jepang kea Laruku dan Gazette punya karakter kuat dan musik yang bagus. Apalagi Muse, karakter, skill, lagu yang enak, ada di dia semua. Walau band-band di atas mungkin ga lepas juga dari terinfluence, atau mirip” sama karya pendahulunya. Mungkin cuma Muse yang bener-bener beda dan esensial, bagi gue.

Kita Balik ke kasus yaa..
Jadi, tidak ada yang namanya plagiarisme MURNI yang nampak dalam kasus ini. Yang ada hanyalah terpengaruh (terinfluence), walau kadang intensitasnya yang berlebih patut dipertanyakan. Tapi, musisi juga manusia biasa yang tak lepas dari salah dan lupa. Dan buat temen-temen yang masuk forum anti d’masiv, J-Rocks, atau anti band” Screamo atau anti band manapun, tolong keluar yaaa? Kita harus mengapresiasi hasil karya mereka. Kalian boleh deh nghina band-band orang, asalkan prestasi kalian udah melebihi mereka yang kalian hina. Apalagi untuk d’masiv. Kalo ga punya dasar apa-apa, jangan menghina sesama. Cintailah sesama mu seperti dirimu sendiri. Dan kasihilah musuh-musuh mu. Respect walau beda aliran. Stop piracy.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar